Minggu, 06 Maret 2011

Sistem pencernaan manusia bisa dikatakan sistem sempurna untuk mencerna makanan , sistem dari mulut sampai anus sudah tersusun sedemikian rupa sehingga manfaat dari makanan dapat terserap oleh tubuh manusia, energi dari proses ini dimanfaatkan untuk melkukan kegiatan kehidupan yang sebelumnya sudah di bahas di ciri ciri makhluk hidup.

Sistem pencernaan yang terdapat pada manusia :
A. Rongga mulut
Di dalam rongga mulut terdapat gii , lidah dan juga kelenjar lidah. Gigi pada anak anak disebut gigi susu ( gigi sulung ). jumlah dari gigi anak anak berjumlah dua puluh ( 20 ) buah yang terdiri dari 8 buah gigi seri 4 buah gigi taringdangeraham 8 buah, setelah berumur 6 – 14 tahun gigi susu diganti dengan gigi tetap, jumlahnya 8 gigi seri 4 gigi taring , 8 buah gigi geraham dan 12 geraham belakang.
Fungsi gigi :
a. Gigi seri berfungsi untukmemotong makanan
b. Gi gitaring berfungsi merobekmakanan
c. Geraham berfungsi untuk mengunyah makanan
Fungsi lidah :
a. Sebagai pengecap rasa makanan
b. Sebagai laat pemindah makanan
c. Sebagai alat bantu menelanmakanan
Kelenjar ludah menghasilkan ludah ( saliva ) sebanyak 2,5 liter per harinya. Di dalam rongga mulut terdapat 3 pasang kelenjar ludah, yaitu kelenjar ludah parotis,kelenjar ludah rahang bawah dan kelenjar ludah bawah lidah, Ludah merupakan cairan pekat yang mengandung air, lendir, garam dan enzim ptialin ( amilase )
B. Kerongkongan ( esofagus )
Kerongkongan menghubungkan mulut dengan lambung, pada kerongkongan terdapat faring ( tekak ) yang merupakan persimpangan antara tenggorok dengan kerongkongan.Pada pangkal farng terdapat epiglotis ( katup pangkal teggorok )
C. Lambung ( ventrikulus )
Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus. Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan . Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat. Pilorus adalah bagianbawah, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari (duodenum).
Di dalam lambung, makanan dicerna secara kmiawi. Dinding lambung tersusun dari tiga lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk.
Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca²+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya reninm sus yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usu tanpa sempat dicerna.
Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam.Sebaliknya, oto pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.
D. Usus halus ( intestinum tenue )
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.


Sistem Pencernaan




Tipe Gerhana Matahari


Ada empat tipe gerhana matahari, masing-masing ditentukan oleh jumlah matahari yang dihalangi oleh bulan. Pertama adalah gerhana matahari total yang terjadi ketika matahari sama sekali dihalangi dari pandangan. Namun, sinar intensif matahari yang diganti dengan gambaran gelap bulan yang dilukiskan dengan corona matahari (plasma super panas yang memancar keluar dari bulan). Selama gerhana matahari total terjadi, bayangan bagian dalam yang gelap secara langsung di depan bulan (umbra-nya) harus mencapai permukaan Bumi. Karena bulan harus berada di dalam bayangan umbral untuk melihat gerhana matahari total, semua hanya dapat dilihat di daerah sempit di mana gerhana tersebut sedang terjadi di atas kepala.
Selain itu, orbit elliptical bulan mengelilingi Bumi memainkan sebuah peranan dalam apakah gerhana matahari total akan berupa sebuah gerhana total karena bulan dapat muncul lebih besar dari pada matahari dan menutupinya ketika bulan lebih dekat dengan Bumi (dekat perigee-nya).
Tipe lain gerhana matahari adalah sebuah gerhana annular (photo). Ini terjadi ketika matahari dan bulan secara tepat dalam garis tetapi bulan muncul lebih kecil dari pada matahari. Selama gerhana annular, matahari muncul sebagai cincin terang mengitari bulan. Seperti gerhana total, orbit elliptical bulan memainkan sebuah peranan dalam apakah sebuah gerhana akan berupa annular. Ketika bulan tersebut berada pada titik paling jauh dari Bumi (apogee-nya), bulan nampak lebih kecil dari pada matahari, dan karena itu dapat menyebabkan sebuah gerhana annular.
Ke tiga dan paling umum dari gerhana matahari adalah gerhana sebagian (In English). Ini terjadi ketika matahari dan bulan sama sekali tidak di-aligned dan matahari hanya sebagian terhalang. Tidak seperti gerhana matahari total dan annular, gerhana ini dapat kelihatan porsi besar Bumi karena semua disebabkan oleh bayangan penumbral bulan (yaitu - bayangan bagian luar faint yang meluas keluar dari bayangan umbral). Gerhana matahari ini umum bukan hanya karena dapat dilihat dari sejumlah tempat di globe, tetapi juga karena semua dapaat terjadi bahkan ketika bayangan umbral tidak pernah mencapai permukaan Bumi.
Tipe terakhir gerhana matahari adalah gerhana hybrid. Gerhana ini adalah kombinasi gerhana total dan annular yang terjadi ketika gerhana total berubah ke gerhana annular atau sebaliknya sepanjang bagian yang berbeda-beda dari alur gerhana.

Frekuensi Gerhana Matahari dan Ramalan

Each year, Earth experiences an average of 2.4 solar eclipses. The actual number can range from two to five, although, it is rare to have five. The last time five solar eclipses occurred was in 1935 and the next will not be until 2206. Total eclipses are the rarest and there is only one every one to two years. Solar eclipses are easy for scientists to predict because the moon’s phases and its position within its orbit are easily observable and track able for the future. Using modern technology, agencies such as the United States’ NASA have been able to track and predict the type and exact date of solar eclipses for well into the future. NASA for example has been able to track and predict solar eclipses for the five thousand period between 2000 B.C.E and 3000 C.E. During that time, it estimates that Earth will experience 11,898 solar eclipses.

Viewing Solar Eclipses

Because solar eclipses are easily track able and predicted for well into the future, it is also easy for the public to view them. However, like viewing the sun normally, viewing it during solar eclipses can cause severe eye damage or even blindness. Therefore precautions such as wearing special eclipse glasses and other eye protection or items that filter the sun’s intensity should be used. To learn more about solar eclipses, visit NASA’s Solar Eclipse Page and the Exploratorium’s Total Solar Eclipse website.